Citroen, produsen mobil asal Prancis, sedang menyiapkan strategi untuk bersaing di pasar otomotif, terutama di segmen mobil listrik murni (BEV) yang saat ini masih didominasi oleh merek-merek asal China. Tan Kim Piauw, CEO Citroen Indonesia, menyatakan bahwa induk perusahaan Citroen, Stellantis, sudah siap menghadapi tantangan dari merek China dengan meluncurkan produk-produk berkualitas. “Stellantis sudah mempersiapkan diri dengan kehadiran mobil-mobil China. Mereka sudah mempelajarinya, dan ini terlihat dari kualitas produk yang diluncurkan, spesifikasinya yang menarik, serta harga yang kompetitif,” kata Tan di Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Salah satu langkah Citroen adalah meluncurkan model Citroen C3 MT, yang tersedia dalam dua varian harga, yakni Rp189 juta dengan layanan bebas servis selama satu tahun, dan Rp196 juta dengan layanan bebas servis selama empat tahun. Keduanya berstatus OTR Jakarta dan sudah termasuk PPN 12%.
Citroen juga berkomitmen untuk meningkatkan produksi mobil listrik BEV secara lokal setelah pemerintah memberikan insentif untuk kendaraan listrik. “Kami ada rencana untuk memproduksi BEV lebih banyak, karena kami sejalan dengan program pemerintah. Mobil ICE dan BEV harus seimbang,” tambah Tan.
Indomobil Group, melalui PT Indomobil National Distributor, memegang kendali bisnis Citroen di Indonesia. Sementara itu, Stellantis telah memberikan izin untuk memproduksi berbagai model kendaraan, termasuk BEV, di Indonesia. “Kami sedang mengembangkan pabrik dengan investasi baru. Sejak mendapat izin, kami terus berinvestasi untuk mendukung produksi, termasuk untuk produk dari merek Stellantis lainnya,” ujar Tan.
Pada Agustus 2024, Citroen mulai memproduksi model Citroen E-C3 All Electric secara lokal di fasilitas National Assembler, Cikampek, Jawa Barat. Investasi awal yang dikeluarkan mencapai Rp381 miliar, dengan kapasitas produksi 6.000 unit per tahun dalam satu shift. Jika produksi dilakukan dengan dua shift, kapasitas bisa mencapai 12.000 hingga 15.000 unit.
Citroen juga berupaya mendukung industri otomotif dalam negeri dengan melokalisasi produksi Citroen E-C3 All Electric guna memenuhi syarat TKDN (tingkat komponen dalam negeri) minimal 40%. “Saat ini kami baru memproduksi dua model BEV, yang satu di Indonesia yaitu E-C3, sementara EC4 masih CBU. Tahun depan kami akan studi untuk produk-produk lainnya, meski belum bisa kami sampaikan detailnya,” tutup Tan.