Daya Beli Masyarakat Menurun, Konsumsi Baju dan Alas Kaki Ikut Merosot

Daya Beli Masyarakat Menurun Konsumsi Baju dan Alas Kaki Ikut Merosot

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa konsumsi rumah tangga melambat pada triwulan ketiga tahun 2024, dengan pertumbuhan sebesar 4,91 persen secara tahunan. Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana Tugas Kepala BPS, menyatakan bahwa pertumbuhan paling lambat terjadi di sektor pakaian dan alas kaki. Triwulan sebelumnya, pertumbuhan konsumsi sedikit lebih tinggi, yaitu 4,93 persen. Menurut Amalia, meskipun ada banyak komponen dalam konsumsi rumah tangga, namun yang mengalami perlambatan di kuartal tiga antara lain adalah pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan.

Perlambatan konsumsi juga terjadi pada sektor perumahan, kelengkapan rumah tangga, serta kesehatan dan pendidikan. Meski mengalami perlambatan, nilai konsumsi masih tetap relatif tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Nilai konsumsi bahkan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kuartal kedua 2024, terutama karena adanya efek musiman seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada triwulan ketiga, PDB Indonesia tumbuh sebesar 4,95 persen secara tahunan, mengalami perlambatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hasil analisis dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga menunjukkan hal yang serupa. Konsumsi rumah tangga terus menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menyumbang sekitar 53 persen dari total aktivitas ekonomi pada triwulan kedua tahun 2024.

Data dari LPEM FEB UI juga menunjukkan bahwa pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk barang tahan lama mengalami perlambatan, khususnya dalam belanja peralatan rumah tangga serta komponen pakaian, alas kaki, dan perawatan. Trend ini mungkin mengindikasikan adanya pelemahan daya beli rumah tangga secara umum.

Dengan demikian, meskipun konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan, namun tetap menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan konsumsi agar ekonomi dapat terus berkembang dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *