Hendi Prio Santoso, Direktur Utama MIND ID, sedang mencari arahan dari Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Erick Thohir mengenai rencana penawaran umum saham perdana (IPO) holding tambang pelat merah tersebut. Sebelumnya, Kementerian BUMN sebagai pemegang saham MIND ID telah menyatakan bahwa IPO holding tambang pelat merah tersebut direncanakan akan dilakukan pada tahun 2026. Di sisi lain, anak perusahaan MIND ID yang bergerak dalam bisnis pengolahan bauksit menjadi aluminium, Inalum, juga sedang didorong untuk melantai di bursa efek dalam waktu dekat. Penyelesaian sejumlah proyek strategis sedang dipercepat untuk meningkatkan kapitalisasi pasar kedua entitas tambang BUMN tersebut.
“Saya akan minta arahan terlebih dahulu,” ujar Hendi ketika ditanya oleh Bisnis mengenai rencana IPO MIND, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (20/9/2024). Hendi menjelaskan bahwa ia belum mengajukan permohonan rencana IPO tersebut kepada Kementerian BUMN. Menurutnya, penyelesaian sejumlah proyek di bawah kendali MIND ID masih menjadi prioritas utama untuk meningkatkan nilai pasar perusahaan.
“Belum disampaikan ke BUMN, kita juga belum memproses permohonan,” tambahnya. Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan bahwa pada tahun ini tidak ada perusahaan pelat merah yang melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun demikian, Kartika mengungkapkan bahwa MIND ID memiliki peluang untuk melaksanakan IPO pada tahun 2026.
“[Tahun ini] belum, mungkin dua tahun lagi untuk MIND ID,” ungkapnya saat ditemui di Hotel The Westin Jakarta pada Rabu (31/7/2024) malam. Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, MIND ID berhasil mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp17,32 triliun selama semester I/2024. Laba bersih tersebut meningkat secara signifikan sebesar 54,71% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp11,19 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan holding tambang pelat merah tersebut, laba sebelum pajak penghasilan pada paruh pertama tahun 2024 mencapai Rp19,85 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,41 triliun. Laba dari grup tambang pelat merah tersebut didukung oleh laba bersih dari PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar Rp17,93 triliun. Laba bersih dari PTFI naik 76,29% dari periode semester I/2023.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil memproduksi logam emas sebanyak 439 kg, feronikel (TNi) sebanyak 10.169 ton, serta 4,19 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel selama semester I/2024. Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) mencatat kinerja yang baik dengan produksi bijih timah sebanyak 10.250 ton, naik 32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7.755 ton. Produksi logam PT Timah juga meningkat 19% menjadi 9.675 ton pada semester I/2024.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga mencatatkan produksi batu bara sebesar 18,8 juta ton pada paruh pertama tahun ini. Perusahaan ini juga mencatat penjualan sebanyak 20,1 juta ton, naik 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,4 juta ton. PTFI berhasil meningkatkan produksi tembaga hingga 932 juta pound, tumbuh 26,8% dari periode yang sama pada tahun 2023.
Selain itu, PTFI juga berhasil meningkatkan produksi emas sebanyak 982.000 ons pada paruh pertama tahun ini, naik 11,46% dibandingkan dengan capaian pada semester I/2023. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga mencatat pertumbuhan kinerja operasional dengan memproduksi 34.775 ton nikel dalam matte, tumbuh 3% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
Prestasi ini didukung oleh peningkatan produktivitas tanur dan durasi pemeliharaan yang singkat. Semua pencapaian ini menunjukkan bahwa industri tambang BUMN terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.