Pembeli Baju Pasar Tanah Abang Turun Lebih dari 50%

Pembeli Baju Pasar Tanah Abang Turun Lebih dari 50

Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang mengakui bahwa daya beli masyarakat telah mengalami penurunan drastis, dengan jumlah pembeli yang berkurang lebih dari 50 persen. Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yasril Umar, kondisi ini terjadi sejak pandemi covid-19 dan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan hingga saat ini.

Yasril menyatakan bahwa tren belanja masyarakat, terutama pedagang grosir dari daerah maupun mancanegara, mengalami penurunan yang signifikan sejak pandemi covid-19. Penyebabnya antara lain adalah perubahan budaya belanja masyarakat yang beralih ke belanja online. Selain itu, munculnya pasar nonformal di sekitar Pasar Tanah Abang dan banyaknya barang impor yang membanjiri kawasan pasar terbesar di Asia Tenggara juga turut berperan dalam menurunkan tren belanja.

Selain faktor-faktor tersebut, Yasril juga mencatat bahwa para pedagang daerah kini lebih memilih untuk membeli bahan atau kain langsung dari pabrik, meninggalkan Tanah Abang sebagai destinasi belanja utama. Mereka beralih ke pengrajin di sentra-sentra industri pakaian jadi seperti Bandung, Tasikmalaya, Pekalongan, Solo, dan lainnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja, juga mengamini bahwa penurunan belanja juga terjadi di mal, dengan penurunan sekitar 5-10 persen. Hal ini disebabkan oleh sulitnya kondisi keuangan masyarakat kelas menengah bawah, yang membuat mereka lebih memilih barang dengan harga murah meskipun kualitasnya sama.

Menurut Alphonsus, penurunan daya beli masyarakat telah terjadi sejak awal tahun dan semakin memburuk setelah Hari Raya Idulfitri 2024. Kondisi ini paling terasa di luar Pulau Jawa. Dia berharap bahwa tren penurunan ini akan sedikit terbantu menjelang Pilkada dan libur Natal-Tahun Baru mendatang, meskipun tidak akan memberikan dampak signifikan pada kinerja pusat perbelanjaan.

Dengan demikian, keseluruhan kinerja tahun 2024 diperkirakan akan tetap lebih baik dari tahun 2023 meskipun hanya akan tumbuh dalam angka single digit. Semoga situasi ini dapat segera membaik dan memberikan harapan baru bagi para pedagang dan pengelola pusat perbelanjaan di Tanah Abang serta seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *