Fitroh Nur merasakan manfaat besar dari keberadaan bus rapid transit (BRT) Trans Jateng. Layanan transportasi publik yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini menawarkan tarif yang sangat terjangkau. Dengan hanya membayar Rp4.000, Fitroh sudah bisa melakukan perjalanan dari Terminal Cepiring Kabupaten Kendal menuju Terminal Mangkang Kota Semarang. “Tarifnya murah dan bis-nya nyaman,” ucap Fitroh.
Imroatus, seorang mahasiswa asal Kabupaten Purworejo yang kuliah di UIN Walisongo Semarang, juga merasakan manfaat yang sama dengan Fitroh. Dia sering menggunakan Trans Jateng sebagai pilihan kendaraan saat mudik. Biasanya Imroatus naik Trans Jateng dari halte depan RSUP Dr Kariadi, Kota Semarang, menuju Terminal Bawen, Kabupaten Semarang dengan tarif Rp2.000 karena dia adalah mahasiswa.
Namun, perjalanan Imroatus masih berlanjut hingga Magelang, di mana ia harus naik angkutan umum dengan tarif sekitar Rp40.000. Dari Magelang, Imroatus kembali naik Trans Jateng menuju Kutoarjo di Kabupaten Purworejo dengan tarif Rp2.000. Dengan total biaya perjalanan sekitar Rp44.000, Imroatus merasa bahwa menggunakan Trans Jateng jauh lebih hemat daripada menggunakan transportasi lain seperti travel shuttle bus atau mobil pribadi.
Tarif yang murah dari BRT Trans Jateng memang menjadi daya tarik utama bagi masyarakat. Tarif untuk umum Rp4.000, sementara untuk pelajar, mahasiswa, buruh, dan veteran hanya Rp2.000. Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, menjelaskan bahwa tarif yang murah ini dapat terjadi karena operasional Trans Jateng disubsidi penuh oleh pemerintah provinsi.
Pemberian subsidi ini bertujuan untuk memberikan layanan transportasi yang aman dan terjangkau bagi masyarakat. Dengan tarif yang murah, diharapkan semakin banyak orang yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas, polusi udara, dan angka kecelakaan.
Trans Jateng telah membuktikan kesuksesannya dengan pendapatan tetap yang mencapai Rp30 miliar per tahun. Pendapatan ini kemudian disetor ke kas negara sebagai bentuk kontribusi Trans Jateng dalam pembangunan negara. Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menyatakan bahwa transportasi publik seperti Trans Jateng merupakan kebutuhan dasar yang harus didukung oleh pemerintah.
Pemprov Jawa Tengah terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan transportasi massal yang murah, nyaman, dan terintegrasi di seluruh wilayah provinsi. Dengan adanya BRT Trans Jateng, diharapkan ekonomi di Jawa Tengah dapat berkembang lebih pesat. Selain itu, Pemprov Jateng juga sedang mengkaji penambahan koridor baru dan reaktivasi jalur kereta api di beberapa daerah.
Dengan upaya yang terus dilakukan oleh Pemprov Jawa Tengah, diharapkan masyarakat semakin terbantu dalam akses transportasi yang mudah, cepat, dan terjangkau. Trans Jateng bukan hanya menjadi sarana transportasi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Tengah secara keseluruhan.