PT Pertamina (Persero) sedang berupaya keras untuk mengurangi emisi, salah satunya dengan mengurangi gas metana dari seluruh operasional perusahaan. Menurut Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Salyadi Dariah Saputra, upaya ini adalah bagian dari fokus keberlanjutan Pertamina dalam mengatasi perubahan iklim. “Kami bertekad menjadi perusahaan energi terkemuka yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial yang kuat. Kami telah melakukan langkah-langkah signifikan dalam mengelola emisi metana untuk mencapai tujuan keberlanjutan kami,” ujar Salyadi dalam sebuah pernyataan resmi.
Pertamina telah memberikan dukungan kepada Zero Routine Flaring Initiative (ZRF) melalui surat dukungan. Perusahaan telah berkomitmen untuk mencapai zero routine flaring pada tahun 2030 dengan target pengurangan emisi metana sebesar 40% dari baseline tahun 2021. Untuk mencapai tujuan ini, Pertamina telah bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional seperti JOGMEC, Dewan Perminyakan ASEAN, USAID, dan Honeywell. Kolaborasi dengan Petronas, PTTEP, dan program OGMP2.0 serta Methane Leadership Program juga dilakukan untuk mengurangi emisi metana.
Menurut Salyadi, kolaborasi lintas negara sangat penting dalam upaya mengurangi emisi metana. Heather Evans dari Departemen Perdagangan AS menekankan pentingnya berbagi teknologi pengurangan emisi metana antar negara. Di sisi lain, Yulia Suryanti dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai target NDC yang ditingkatkan pada tahun 2030.
Melalui kerjasama, inovasi teknologi, dan komitmen terhadap tujuan bersama, Pertamina dan mitra-mitranya menunjukkan kekuatan aksi bersama dalam upaya mengurangi emisi metana dan menjaga iklim demi masa depan yang berkelanjutan. Semoga kolaborasi ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan ber